SULAWESI TODAY, – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akhirnya angkat bicara terkait tulisan ‘cegah penularan melaui pasar murah’, yang belakangan menuai komentar masyarakat.
Kepala Dinas Perindag Sulteng, Richard Arnaldo mengatakan, maksud dari tulisan tersebut ialah Pemprov Sulteng ingin menyampaikan untuk tetap berupaya mencegah penularan Covid19 dengan cara menggunakan masker, cuci tangan sebelum dan setelah transaksi, serta menjaga jarak dalam mengikuti kegiatan pasar murah ini.
Namun, kata Richard, dalam meringkas maksud itu dalam bentuk kalimat yang mungkin belum pas.
“Disampaikan juga bahwa kami dari Disperindag telah menyiapkan sarana terkait protokol pencegahan penularan covid19 dalam kegiatan tersebut. Antara lain, meja penjual bapok yg berjarak, tandon/wastafel cuci tangan dengan sabun dipintu masuk dan keluar, pembagian masker dengan jumlah terbatas, membuat alur masuk/keluar dalam lokasi pasar murah,” jelas Richard, Selasa (19/5/2020) malam.
Selain itu jelas Richard, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak pengamanan Satpol-PP yang terus berkeliling dari meja ke meja agar masyarakat dapat mematuhi protokol bertransaksi.
‘’Dan hampir setiap saat kami menyampaikan melalui pengeras suara agar masyarakat dapat mematuhi protokol bertransaksi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa antusiasme warga sangat tinggi mengikuti kegiatan ini, dikarenakan memang harga yang ditawarkan oleh distributorbisa dikatakan sangat membantu dalam kondisi seperti sekarang ini,’’ terang Kadis Richard.
Dicontohkan harga bahan pokok yang berlaku dalam pasar murah seperti gula pasir yang sangat diminati dijual dengan harga HET atau skitar Rp12.500, di mana saat ini di pasar tradisional dtawarkan dengan kisaran Rp15.000 sampai dengan Rp17.000. Demikian pula dengan harga bahan-bahan pokok lainnya yang sangat dibutuhkan menjelang hari raya idul fitri.
‘’Selama kegiatan berlangsung kami tetap berupaya meyakinkan masyarakat agar tetap mamatuhi protokol kesehatan. Dan juga dengan kegiatan ini kami berharap agar stabilitas harga dipasaran tetap terjaga dari upaya oportunis atau mungkin spekulan yang mencoba memainkan harga atau menimbun barang disaat menjelang hari raya yg tentunya akan sangat merugikan masyarakat sulawesi tengah,’’ ujar Richard.
Sebelumnya, pelaksanaan pasar murah yang digelar di Lapangan Pogombo Kompleks Kantor Gubernur Sulteng sempat menuai komentar, sejak pertama kali dibuka, Senin (18/5/2020).
Di mana, kegiatan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperidag) Sulteng, di tengah pandemi virus corona (COVID-19) diwarnai puluhan warga berdesak-desakan, seakan akan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Padahal telah diketahui bahwa pertanggal 17 Mei 2020, warga Sulteng yang positif COVID-19 berjumlah 115 kasus, 24 kasus pasien sembuh dan 4 diantaranya meninggal dunia.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola terlihat hadir dalam pembukaan pasar murah tersebut, rencananya pasar murah tersebut akan berlangsung Senin s/d Selasa 18 – 19 Mei 2020.
“Pasar murah tersebut dilaksanakan, untuk menekan dan mengantisipasi lonjakan harga sembako, dan terbuka untuk semua masyrakat,” kata Karo Humas Pemprov Sulteng Haris Karimin, kepada wartawan pada Senin (18/5/2020) sekitar pukul 14.26 WITA
Haris menyebutkan bahwa dinas terkait menyiapkan tempat cuci tangan di pintu masuk dan keluar akses tenda pasar murah. Dan juga anggota Sat Pol PP bertugas mengatur dan mengingatkan pelaksanaan protokol COVID-19.
Sampai dengan Selasa (19/5/2020) siang, pasar murah yang digelar Pemerintah Sulawesi Tengah hingga hari kedua terus dipadati oleh masyarakat yang ingin berbelanja kebutuhan sembako dalam menghadapi lebaran Idul Fitri.
Pantauan Sulawesitoday.com, sejak hari pertama hingga hari kedua pasar murah digelar selalu dipadati warga namun dilapangan sendiri warga tidak ada yang melakukan Physical Distancing sehingga dalam suasana pasar murah saling berhimpit-himpitan. Sementara itu dari kejahuan pihak Satpol PP terus mengingatkan masyarakat yang berkunjung di pasar murah untuk tetap menjaga jarak dengan pengunjung lainnya untuk menerapkan protokol Covid-19.
Seorang pengunjung pasar murah, Ida mengatakan khawatir sebab banyaknya masyarakat membuat penerapan Physical Distancing tak lagi dihiraukan oleh pengunjung sehingga sangat beresiko terjadinya penularan Covid-19.
“Itulah tadi, kita juga takut berdempet-dempet begini. Makanya tadi kita liat kalo ada tempat yang sepi kita kesitu. Terus kita siapkan uang pas biar saat membayar bisa langsung pergi,” Ungkap Ida, Selasa (19/5/2020).
Sebelumnya Gubernur Sulteng mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap penyebaran wabah Covid-19. Jika terpaksa harus keluar rumah ia menganjurkan pakai masker berbahan kain agar bisa dicuci dan digunakan kembali.
“Virus corona akan sangat membahayakan karena menyerang sistem pernapasan, sehingga masyarakat diminta untuk mematuhi protokoler kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker dan hindari tempat tempat berkumpul,”Longki.
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) virus novel corona (Covid-19) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta masyarakat benar-benar menjaga jarak sosial (social distance). Upaya ini untuk menekan kasus Covid-19.
“Hal itu (upaya menekan penularan virus) tidak cukup hanya dilakukan instansi terkait dengan kesehatan. Kalau kita (masyarakat) juga tidak menjaga yang dianjurkan pemerintah yaitu social distance maka kasusnya akan bertambah dengan cepat,” ujar Sekretaris Satgas Covid-19 PB IDI Dyah Agustina Waluyo kepada wartawan, pada pekan lalu di Jakarta.
(Tim Liputan Covid-19 Sulawesi Today)
